Suatu hari, tak sengaja saya menemukan buku “Stephen King on Writing” (edisi terjemahan, terbitan Qanita) di bursa buku obral. Hanya 15ribu harganya. Tapi isinya menarik sekali. Saya belum selesai membacanya. Tapi ada beberapa kalimat yang menyentak saya:
“Menulis adalah pekerjaan orang yang kesepian. Punya seseorang yang mempercayaimu dapat membuat perubahan besar. Mereka tak harus menyusun pidato. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup” ( 91)
King, penulis lebih dari 30 buku best-seller (yang diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia) ternyata bukan seorang yang melewati masa kecil secara ‘normal’. Ibunya single parent dan mereka sering pindah-pindah tempat tinggal. Namun, King bisa tumbuh menjadi penulis besar karena ternyata ibunya SANGAT menghargai tulisan-tulisannya. Tulisan King kecil diapresiasi ibunya (bahkan ibunya membeli karya King kecil seharga 25 sen untuk tiap cerita).
Selama bertahun-tahun masa awal pernikahannya, King ngos-ngosan mencari nafkah, termasuk dengan bekerja kasar jadi pegawai laundry. Tapi dia tetap menulis. Dan yang sangat membantunya: istrinya tak pernah mencela, bahkan terus mendorong King untuk menulis.
Ada pelajaran luar biasa yang bisa kita ambil, saya pikir. Ketika anak kita—atau pasangan kita— mencoba menulis/mengarang, betapapun kacaunya, marilah kita mengapresiasinya. Jangan tertawakan atau cela. Karena ternyata penulis besar bisa lahir bila ada orang-orang terdekat yang percaya padanya.
gambar: dari googlesearch