Bulan Agustus yang lalu kami sekeluarga jalan-jalan ke Iran. Saya dan suami dapat undangan (plus tiket gratis) untuk mengikuti dua konferensi internasional. Sekalian saja Reza kami bawa, untuk nengokin tanah kelahiran mereka.
Dalam perjalanan dari Doha ke Tehran, Reza dapat hadiah boneka dan satu set drawing kit dari pramugari. Sampai di Tehran, baru dia nyadar, drawing kit-nya tertinggal di pesawat. Lalu, tiba-tiba, boneka di tangannya terjatuh ke kolong lift dan tidak bisa diambil lagi. Langsung deh, mewek. Tiba-tiba, seorang lelaki Iran di belakang kami memberi Reza boneka yang sama. Rupanya itu boneka milik anaknya, si anak perempuan terlihat ikhlas saja memberikan bonekanya supaya Reza berhenti menangis.
Dalam perjalanan pulang, lagi-lagi Reza ceroboh. Topinya ketinggalan di pesawat! Padahal topi itu hadiah dari saya, dan keren banget. Warnanya biru, berlogo United Nations – Garuda Contingent (itu topi pasukan perdamaian Indonesia untuk PBB). Saya benar-benar super jengkel, tapi berusaha menahan diri untuk tidak mengomel. Sesaat saya juga tersadar untuk merutuki diri sendiri, kenapa kalau Reza telat sholat atau lupa mengaji, saya tidak sejengkel ini ya? 😦
Reza menyadari kejengkelan saya. Di bandara Cengkareng, dia bersikap sangat baik, membawakan barang-barang dan mendorong troli. Lalu tiba-tiba berkata, “Ma, aku pingin hadiah yang ga bisa hilang…”
“Apa itu?”
“Aku mau ikut les robot.”
Saya pun meleleh. Iya nak, ilmu adalah hadiah yang ga bisa hilang.
Rasa2nya ini postingan terpendek deeh… Walau singkat tapi tetep… dalem. Tq.
Wah Reza kecil-kecil tapi permintaannya keren, 🙂
Saya selalu terpukau cerita tentang dek reza. 🙂