(Copas dari status saya di FB)
Beberapa waktu yang lalu, saya beruntung bisa ikut seminarnya Gobind Vashdev bertema Parenting yang Welas Asih. Awalnya sempat ragu, karena penyelenggaranya organisasi Hindu (saya lupa namanya). Saya daftar via SMS, saya bilang, “Saya Muslim, apa boleh ikut?”
Tentu saja, jawabannya boleh. Saya pun datang. Ehm, acara diawali dan diakhiri dengan doa Hindu (aih, untung saya bukan dari golongan yang suka ngamuk dan bilang haram-haram ya). Biasa ajalah. Mereka berdoa pakai bahasa (apa ya, Sansekerta?), saya berdoa pakai bahasa Arab.
Melihat ada 3 orang berjilbab di ruangan itu, Gobind dengan penuh empati mengucapkan Assalamualaikum. Dia beberapa kali mengutip ayat Quran untuk berargumen, bahkan menceritakan kisah Imam Ali yang batal membunuh lawannya dalam perang (karena lawannya itu meludahi Imam Ali; Imam Ali khawatir dia membunuh karena ego/kemarahan, bukan karena pretext perang suci). Gobind benar-benar memesona saya (meski kayaknya saya memang jenis perempuan yang gampang terpesona, tapi suer emang dia pembicara yang keren).
Salah satu tips mendidik anak dari Gobind yang lumayan “menampar” saya adalah: lakukan apa yang kaunasehatkan pada anakmu. Gobind mengutip kisah Mahatma Gandhi. Ini saya ceritakan ulang dengan kata-kata saya ya.
Suatu hari, datang seorang ibu membawa anaknya menghadap Gandhi.
“Anakku ini sakit, dia seharusnya berpantang garam, tapi dia bandel sekali, tak mau menurut. Tolong nasehati dia,” kata si ibu,
“Aku tak bisa menasehatinya sekarang, datanglah minggu depan,” jawab Gandhi.
Pekan depan, mereka kembali datang. Gandhi berkata singkat pada anak itu, “Nak, jangan makan garam ya, itu buruk untuk kesehatanmu.”
Keduanya lalu pulang. Beberapa hari kemudian, si ibu datang sendirian ke tempat Gandhi.
“Aku heran, engkau hanya bilang ‘jangan makan garam’ dan anakku mau menurut. Padahal kalimat yang sama sudah aku sampaikan ribuan kali, tapi tak pernah diturutinya.”
“Ibu ingat, dulu ibu datang pertama kali, aku suruh ibu pulang dan datang lagi seminggu kemudian. Nah, selama seminggu itu, aku berpantang garam. Jadi, ketika ibu datang lagi, saya menasehati anak ibu dengan sesuatu yang memang saya lakukan.”
Jedeeerrrrr…! Kebayang kan, kebayang kan, betapa skak mat-nya saya?
Gimana saya bisa membuat anak-anak mengontrol pemakaian gadget bila saya juga fesbukan melulu??
Gimana saya bisa membuat anak-anak memilih makanan yang sehat, kalau saya tergoda wisata kuliner melulu??
Gimana saya bisa membuat anak-anak rajin ngaji, kalau porsi waktu membaca fesbuk saya lebih banyak daripada porsi waktu ngaji saya??
Padahal kan sudah ada di Quran, li maa taquuluuna ma laa taf’luun (mengapa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian lakukan?)
Kenapa harus menunggu orang Hindu seh, yang mengingatkanku? #eh
*maaf, saya menyebut-nyebut agama bukan dalam rangka SARA lho ya, tapi justru ingin memperlihatkan bahwa kita semua ini bersaudara dan bisa saling memberi inspirasi.
(sumber foto: compassionateheart.com)
makasih sharing nya mba, tamparan buat saya π
sama2 π
Haaa…betul sekali mba Dina. Bahkan, hal tersebut (mengapa kamu mengatakan, apa yang tidak kamu perbuat?” (QS.61:2)) ditegaskan lagi dalam ayat berikutnya yaa…? “Amat besar kebencian di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS.61:3). Btw, kenapa yaa saya juga suka tertampar jika yang mengatakan kebenaran itu adalah orang yang berbeda keyakinan dg saya? Seolah2 baru tersadar, lho..oh iya, agama saya juga begitu kok…..#Halaaah… Nuhun sharingnya yaa..
Makjleb itu apa yang disampaikan oleh Gobind Vashdev.
Kita melarang kepada anak padahal kita sendiri doyan melakukannya. Waduh…
OOT:
Saya juga gak suka dengan orang suka mengharam-haramkan yang bukan pada tempatnya. Sikap saya ini terbentuk karena saya keluar dari “cangkang.” Kalau saya masih di kampuang halaman dan bergaul secara puritan mungkin saya akan sama dengan orang yang suka menghakimi mengharam-haramkan. Benarlah kata Imam Syafi`i merantau itu salah satu hikmahnya adalah membuka wawasan.
salam
Assalamualaikum Ibu Dina Sulaeman, saya Lovita dari Universitas London School dan memilih Jurusan International Relations, saat ini sedang mengerjakan skripsi tentang Perempuan Iran. Sangat senang dan memohon untuk Ibu Dina bisa menjadi narasumber saya, dan untuk bisa contact ibu via email. Bisa contact saya melalui email: lovitabudidharma@yahoo.com/ 087883404999. Ditunggu konfirmasi nya Bu Dina, terimakasih banyak π
Assalamualaikum Ibu Dina,
Alhamdulillah Ibu baca comment saya di blog ibu, dan membalas email saya. jika ibu ada waktu saya ingin me-wawancarai ibu sebagai salah satu narasumber saya perihal skripsi saya yang berjudul “Pemberdayaan Perempuan Iran Dalam Partisipasi Politik Pada Masa Hassan Rouhani”. Karena ibu Dina adalah jurnalis yang pernah tinggal dan mengenyam pendidikan di Iran juga fokus ke isu Timur Tengah π Jika ibu berkenan, kira-kira saya bisa contact ibu via apa ya? sebelumnya saya sudah balas email ibu via email saya, saya tunggu konfirmasi untuk wawancara nya π Terimakasih banyak sebelumnya atas perhatiannya Ibu Dina :)))
Regards,
Lovita Budidharma
International Relations College Student
Halo Ibu,
Baik saya akan kirim daftar pertanyaannya, saya attach di email ya Bu. Boleh diliat dulu dan dibales via email, tetapi jika ibu ada waktu bisa bertemu langsung di Bandung, tepatnya dimana ya bu? untuk waktu nya bisa langsung konfirmasikan ke saya kapan ibu memiliki waktu kosong nya. Sangat senang memiliki kesempatan berkomunikasi langsung dengan bu dina. Terimakasih banyak atas perhatian dan bantuan nya ibu Dina π
Regards,
Lovita Budidharma
Assalamualaikum mbak dina
Smoga mbak dina skeluarga selalu sehat
Mbak, saya selalu suka membaca tulisan2 mbak dina tentangkonflik timur tengah maupun tulisan2 tentang parenting
Sy paham mbak dina mungkin saat ini juga sangat sibuk
Sy menunggu tulisan2 tentang parenting nya mbak
Terima kasih karena selalu berbagi ilmu kepada saya
Smoga Allah membalas nya dengan kebaikan yang berlipat2. Aamiin
Wa alaikum salam
Waalaykumsalamww. Terimakasih support dan doanya mba Maria. Iya akhir2 ini saya jarang nulis parenting ya. Insya Allah skrg mau mulai rajin nulis lagi π