[Parenting]Kiat Mendidik Anak versi Ust Yusuf Mansyur

Jangan bosen ya, sehari ini saya posting 3 jurnal sekaligus, ketiganya berhubungan dgn idola baru saya ini.. hehe..


Kiat Mendidik Anak versi Ust Yusuf Mansyur

1. Banyak Anak Banyak Rezeki

“Kalau kita cuma berdua, rizkinya cuma buat berdua. Tapi kalau bertiga, maka rizkinya buat bertiga. Jadi, jatahnya beda,” kata Ust. Yusuf Mansyur. “Namun ada syaratnya: asalkan anaknya dikenalkan kepada Allah. Kalau enggak, gimana Allah mau tambahin rizki kita?”

[Komentar: setuju, tapi saya ga sanggup secara mental.. dua anak cukup deh buat saya...]


2. Cara Mengenalkan Anak kepada Allah

“Bukan dengan menyuruh-nyuruh [mungkin maksudnya: ‘memaksa’ kali ya] anak salat. Kita sediakan saja dulu perlengkapannya, seperti mukena. Enggak harus komplet, kasih bagian kepalanya dulu. Nanti, kan, si anak tanya, ‘Mana roknya?’ Kalau dia minta, kan, ada tanggung jawabnya untuk mau salat. Selain itu, ajak anak ke pengajian. Jadi ditanamkan dari sekarang agar nanti besarnya enggak susah.”

3. Mendidik Disiplin secara Fleksibel

“Memang anak perlu dididik untuk disiplin tapi bersikaplah fleksibel dalam menerapkan aturan. Misalnya, ada jam-jam yang harus mereka taati seperti tidur, makan, dan main. Kalau tidak disiplin, nanti anak jadi ngaco. Namun peraturan itu juga harus bijak. Kalau ada sepupunya yang sedang main di rumah, bolehlah enggak tidur siang, misalnya. Jadi fleksibel saja.”

4. Mengajar Konsep Sedekah kepada Anak

Di sekolahnya itu, Ust Yusuf mengajarkan konsep sedekah dengan cara berbagi. Contoh, ada 4 anak dan masing-masing diberi makanan; ada yang dapat pisang, jeruk, apel, dan roti. Bila mereka makan sendiri-sendiri, maka mereka hanya merasakan satu jenis buah yang dipunyai saja. Tapi kalau masing-masing diminta membagi makanannya jadi 4 dan kemudian saling berbagi, maka masing-masing bisa merasakan 4 jenis makanan yang berbeda. Kepada anak-anaknya pun, Ust.Yusuf mengajarkan hal yang sama.

5. Pengawasan dan Doa
Untuk membekali diri anak agar terhindar dari pengaruh lingkungan buruk sebetulnya standar saja, yaitu pengawasan orangtua dan doa. Lakukan persiapannya sejak anak masih di kandungan, dengan sering mengajaknya bicara. “Saya suka nyiumin perut istri dan saya bilang sama anak saya, kamu nanti kalau keluar jangan nyusahin, ya. Pokoknya, saya ngomong apa ajalah soal kehidupan. Lalu, kita bacakan dia Quran dan kita banyak mendoakan supaya jadi anak yang baik. Karena doa itu memainkan peranan penting. Nabi Ibrahim saja masih berdoa supaya anaknya jadi anak yang rajin salat.”

6. Tiga Kunci Agar Anak Selamat

Pertama, orangtua harus memberikan rezeki yang aman dan halal buat anaknya. “Jika tidak halal, maka di-protect kayak bagaimana pun, anak bisa enggak selamat. Sebab, jika rizki yang diberikan sudah halal, Insya Allah, Allah akan melibatkan diri-Nya untuk melindungi anak kita.”

Kedua, anak perlu uswatun khasanah, yaitu contoh dan teladan yang baik dari kedua orangtuanya. Jika anak tidak punya contoh yang baik, misal, ayah-ibu sering bertengkar, bagaimana mau memberitahu si anak? Seperti apa pun orangtua memberitahu anak, sampai budek pun si anak enggak mau dengarkan orangtua.

Ketiga, doa. Libatkan selalu Allah dalam setiap tahapan mendidik anak. Kita sebagai manusia janganlah sombong. Kala anak pamit keluar rumah, contohnya, kita sebagai orangtua tidak bisa tahu dan melihat apa yang anak lakukan di luar rumah. Tapi Allah Maha Melihat dan Tahu. Maka itu, kita berdoa menitipkan anak kita pada Allah dengan memohonkan keselamatannya. Jika kita berdoa, masa Allah tidak akan melindungi? Iya, kan!

Disarikan oleh Dina, dari wawancara dengan Ust Yusuf Mansyur di Tabloid Nakita yg dimuat di sini.

Leave a comment